
Situs Ratu Boko Merupakan Kompleks Purbakala Di Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Yang Di Bangun Pada Abad Ke-8. Meskipun sering disebut “Candi Ratu Boko”, sebenarnya situs ini bukan candi. Melainkan kompleks keraton, vihara, dan pusat kegiatan spiritual pada masa Mataram Kuno. Dan nuansa sejarahnya, Ratu Boko sejatinya bukanlah sebuah candi. Melainkan reruntuhan dari kompleks keraton atau istana yang di perkirakan berasal dari abad ke-8 Masehi. Situs ini berada di atas bukit dengan ketinggian sekitar 196 meter di atas permukaan laut, menawarkan panorama alam yang memesona serta pemandangan matahari terbenam yang spektakuler.
Nama situs ini sendiri berasal dari legenda setempat yang mengisahkan tentang Raja Boko, ayah dari Roro Jonggrang, tokoh yang juga di kaitkan dengan kisah pembangunan Candi Prambanan. Dalam catatan sejarah, situs ini kemungkinan besar di bangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra atau Mataram Kuno. Situs Ratu Boko ini terdiri atas gerbang utama, candi pembakaran, pendapa, keputren, dan beberapa kolam pemandian, yang menunjukkan bahwa tempat ini dulunya memiliki fungsi sebagai tempat tinggal sekaligus pusat kegiatan keagamaan atau pemerintahan.
Daya tarik utama Situs Ratu Boko tidak hanya terletak pada nilai sejarahnya, tetapi juga pada suasana spiritual dan keindahan alamnya. Dari situs ini, pengunjung dapat menyaksikan Candi Prambanan di kejauhan serta menikmati hamparan pemandangan alam yang hijau dan luas. Pada senja hari, langit yang berubah warna menjadi latar sempurna untuk mengambil foto atau sekadar menikmati momen tenang di antara sisa-sisa kejayaan masa lampau. Saat ini, Ratu Boko menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang semakin populer, terutama bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi kekayaan budaya Jawa lebih dalam.
Situs Ratu Boko Adalah Salah Satu Situs Arkeologi Penting Di Indonesia
Kombinasi antara mitos, sejarah, arsitektur kuno, dan pemandangan alam menjadikan Ratu Boko sebagai tempat yang patut dikunjungi. Situs Ratu Boko Adalah Salah Satu Situs Arkeologi Penting Di Indonesia yang menyimpan jejak sejarah dari masa Kerajaan Mataram Kuno. Terletak di atas bukit sekitar tiga kilometer dari Candi Prambanan, situs ini mencakup area seluas hampir 25 hektar dan terdiri dari berbagai struktur seperti gapura. Pendapa, candi pembakaran, kolam pemandian, dan gua. Meski sering di sebut sebagai “Candi Ratu Boko”, para arkeolog meyakini bahwa tempat ini bukanlah sebuah candi untuk ritual keagamaan semata.
Melainkan bekas kompleks keraton atau istana sejarah situs, warisan kerajaan mataram kuno. Pembangunan situs ini di perkirakan berlangsung pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra. Rakai Panangkaran di kenal sebagai raja yang taat beragama dan juga membangun sejumlah candi besar di Jawa Tengah, seperti Candi Kalasan dan Candi Sewu. Dalam Prasasti Abhayagiri Wihara yang di temukan di sekitar situs Ratu Boko. Di sebutkan bahwa Rakai Panangkaran mendirikan sebuah wihara di atas bukit bernama Abhayagiri. Yang berarti “bukit tanpa rasa takut”.
Nama ini menggambarkan tempat perenungan spiritual dan mungkin menjadi cikal bakal situs Ratu Boko yang kita kenal sekarang. Seiring waktu, situs ini tampaknya mengalami perubahan fungsi. Pada masa-masa berikutnya, terutama saat kekuasaan bergeser dari Dinasti Syailendra ke Dinasti Sanjaya, kompleks ini kemungkinan di ubah atau di gunakan sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal bangsawan. Hal ini di perkuat dengan keberadaan struktur bangunan yang menyerupai istana dan pemukiman, bukan sekadar tempat ibadah. Nama “Ratu Boko” sendiri berasal dari cerita rakyat Jawa tentang Raja Boko, tokoh mitos yang di sebut sebagai ayah dari Roro Jonggrang.
Kawasan Ini Menyuguhkan Pemandangan Yang Luas Dan Terbuka Ke Arah Candi Prambanan
Meskipun legenda tersebut bersifat folklor dan bukan catatan sejarah resmi, nama ini kini melekat kuat pada situs tersebut. Situs Ratu Boko merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang menawarkan keindahan luar biasa. Tidak hanya dari segi arsitektur, tetapi juga panorama alam yang memukau. Terletak di atas bukit dengan ketinggian sekitar 196 meter di atas permukaan laut. Kawasan Ini Menyuguhkan Pemandangan Yang Luas Dan Terbuka Ke Arah Candi Prambanan, Gunung Merapi, hingga kota Yogyakarta. Keindahan ini menjadikan Ratu Boko sebagai tempat yang sangat digemari untuk menikmati matahari terbenam.
Di mana langit sore berubah warna keemasan dengan latar siluet gerbang batu kuno yang ikonik. Keindahan situs ratu boko, permata di atas bukit jawa. Salah satu daya tarik utama situs ini adalah perpaduan antara elemen sejarah dan alam yang masih asri. Gerbang utama Ratu Boko, dengan susunan batu andesit kokoh dan simetris, tampak anggun berdiri di tengah hamparan rerumputan hijau. Saat senja tiba, bayangan panjang dan cahaya jingga menciptakan suasana dramatis yang sangat fotogenik. Tak heran, tempat ini kerap menjadi lokasi favorit bagi para fotografer, pencinta sejarah, hingga pasangan yang mencari tempat romantis.
Di dalam kompleks, pengunjung dapat menyusuri berbagai sudut seperti kolam pemandian yang tenang, pendapa luas dengan sisa-sisa tiang batu, serta gua kecil yang dahulu mungkin di gunakan untuk meditasi. Nuansa spiritual yang tenang dan jauh dari keramaian membuat pengalaman di daerah ini terasa berbeda dari situs candi lainnya. Bukit tempat situs ini berada juga di kelilingi oleh lanskap alam yang menghijau, menghadirkan kesan damai dan menyatu dengan alam. Keindahan Ratu Boko bukan hanya terletak pada keagungan masa lalunya.
Luas Kompleks Ini Mencapai Sekitar 25 Hektar
Menyusuri situs ini serasa menyelami sejarah sekaligus menikmati keindahan alam Jawa yang masih terjaga. Situs Ratu Boko adalah kompleks arkeologi yang luas dan kaya akan peninggalan bersejarah. Berbeda dari candi-candi lain di sekitarnya seperti Prambanan, Ratu Boko tidak hanya menyuguhkan satu bangunan utama, tetapi berupa kompleks dengan berbagai struktur yang menunjukkan fungsi sebagai istana atau pusat kekuasaan pada masa lampau. Luas Kompleks Ini Mencapai Sekitar 25 Hektar, dan terbagi ke dalam beberapa bagian penting yang bisa dijelajahi oleh pengunjung.
Bagian paling ikonik adalah Gerbang Utama, terdiri dari dua lapis pintu batu besar yang berdiri megah dan menjadi simbol dari situs ini. Banyak pengunjung datang hanya untuk menyaksikan keindahan matahari terbenam di balik gerbang ini. Setelah melewati gerbang, kita akan menemukan balai atau pendapa, yang diyakini dulu merupakan tempat pertemuan atau aula istana. Meski kini hanya tersisa pondasi batu dan umpak (alas tiang), susunannya masih memperlihatkan skala dan tata letak yang mengesankan. Selain itu, terdapat candi pembakaran yang diyakini sebagai tempat pembakaran jenazah bangsawan atau tokoh penting.
Tidak jauh dari sana, ada kompleks Keputren, sebuah area yang di yakini sebagai tempat tinggal putri atau anggota keluarga kerajaan perempuan. Di sekitarnya terdapat kolam-kolam pemandian yang tertata rapi, mencerminkan kehidupan istana yang memiliki sistem sanitasi dan keindahan tersendiri. Ada pula gua-gua kecil yang di namai Gua Lanang dan Gua Wadon. Gua-gua ini mungkin dulunya di gunakan sebagai tempat semedi atau meditasi bagi para pertapa atau tokoh spiritual kerajaan. Di sisi lain, hamparan halaman rumput yang luas dan tangga-tangga batu menunjukkan bahwa kawasan ini dulunya di rancang dengan Situs Ratu Boko.