SITUSBERITA24

Berita Terbaru & Viral Terkini

Finance

Uang Digital Penggunaannya Punya Kekurangan Dan Keuntungan

Uang Digital
Uang Digital Penggunaannya Punya Kekurangan Dan Keuntungan

Uang Digital Atau Mata Uang Digital Merupakan Sebuah Bentuk Uang Yang Hanya Tersedia Dalam Bentuk Elektronik. Ini tidak memiliki bentuk fisik seperti uang kertas atau koin, dan transaksi di lakukan secara elektronik. Uang digital mencakup berbagai jenis seperti mata uang kripto (contoh: Bitcoin, Ethereum), mata uang digital bank sentral (CBDC), dan uang elektronik (e-money) yang di gunakan dalam pembayaran digital melalui kartu atau aplikasi.

Sejarah uang online ini di mulai pada 1980-an dengan munculnya konsep e-cash dan sistem uang elektronik yang di usulkan oleh David Chaum, seorang kriptografer Amerika. Pada tahun 1990, ia mendirikan DigiCash, sebuah perusahaan yang mengembangkan teknologi uang ini untuk memungkinkan transaksi elektronik yang aman dan anonim. Meskipun inovatif, DigiCash tidak berhasil secara komersial dan bangkrut pada akhir 1990-an.

Titik balik penting dalam sejarah Uang Digital terjadi pada tahun 2009 dengan di perkenalkannya Bitcoin oleh seseorang atau sekelompok orang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Bitcoin adalah mata uang kripto pertama yang berhasil menerapkan teknologi blockchain, sebuah buku besar terdistribusi yang memungkinkan transaksi yang aman, transparan, dan terdesentralisasi tanpa memerlukan perantara pihak ketiga seperti bank. Kesuksesan Bitcoin membuka jalan bagi ribuan mata uang kripto lainnya yang kemudian muncul.

Selain itu, kemajuan dalam teknologi pembayaran digital juga mendorong perkembangan Uang Digital. PayPal, berdiri pada akhir 1990-an, menjadi pionir dalam pembayaran online, di ikuti oleh berbagai layanan pembayaran digital lainnya seperti Alipay, WeChat Pay, dan Apple Pay. Bank sentral di beberapa negara juga mulai mengeksplorasi dan mengembangkan mata uang digital mereka sendiri, yang di kenal sebagai CBDC (Central Bank Digital Currency), untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dan mengurangi biaya transaksi.

Regulasi Uang Digital Di Indonesia

Regulasi Uang Digital Di Indonesia di atur oleh beberapa lembaga pemerintah seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Tujuan utama regulasi ini adalah untuk memastikan stabilitas sistem keuangan, melindungi konsumen, dan mencegah aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah otoritas moneter yang mengawasi sistem pembayaran di Indonesia. BI mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran, yang mengatur tentang uang elektronik (e-money). Dalam peraturan ini, setiap penerbit uang elektronik harus mendapatkan izin dari BI dan memenuhi persyaratan terkait keamanan, teknologi, dan manajemen risiko.

Pada tahun 2017, BI juga mengeluarkan PBI No. 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, yang mengatur penyelenggaraan teknologi finansial (fintech) termasuk penyelenggara pembayaran digital. Regulasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem fintech yang aman dan teratur di Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan

OJK memiliki peran penting dalam mengawasi sektor jasa keuangan non-bank, termasuk perusahaan fintech yang menawarkan layanan keuangan berbasis teknologi. OJK mengeluarkan peraturan POJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan. Peraturan ini menetapkan kewajiban pendaftaran, pengawasan, dan pelaporan bagi penyelenggara inovasi keuangan digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika

Kominfo juga terlibat dalam regulasi uang digital, terutama dalam aspek perlindungan data dan keamanan informasi. Kominfo mengeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik, yang mengatur bagaimana data pribadi harus di lindungi oleh penyelenggara layanan digital, termasuk penyedia uang elektronik.

Mata Uang Kripto

Mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum juga diatur di Indonesia. Pada tahun 2019, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengeluarkan Peraturan Bappebti No. 5/2019 yang menetapkan bahwa aset kripto dapat di perdagangkan sebagai komoditas berjangka di bursa berjangka Indonesia. Namun, BI dan OJK menegaskan bahwa mata uang kripto bukan alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Keuntungan Menggunakan Uang Online

Penggunaan uang digital semakin populer karena menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan uang konvensional. Berikut adalah beberapa Keuntungan Menggunakan Uang Online:

  1. Kemudahan dan Kecepatan Transaksi

Uang digital memungkinkan transaksi di lakukan secara cepat dan mudah. Pembayaran dapat di lakukan hanya dengan beberapa klik melalui smartphone atau perangkat elektronik lainnya. Ini sangat menguntungkan dalam situasi darurat atau ketika melakukan transaksi lintas negara yang biasanya memerlukan waktu lebih lama dengan metode tradisional.

  1. Keamanan Transaksi

Teknologi uang digital sering di lengkapi dengan fitur keamanan canggih seperti enkripsi dan autentikasi dua faktor. Ini membantu mengurangi risiko pencurian dan penipuan. Selain itu, penggunaan teknologi blockchain pada mata uang kripto memastikan transparansi dan keamanan tambahan, karena setiap transaksi di catat secara permanen di buku besar terdistribusi.

  1. Efisiensi Biaya

Transaksi uang modern sering kali lebih murah di bandingkan dengan metode pembayaran konvensional yang melibatkan biaya transfer bank atau biaya penukaran mata uang. Banyak layanan uang online menawarkan biaya transaksi yang rendah atau bahkan nol, sehingga lebih hemat bagi pengguna.

  1. Inklusi Keuangan

Uang digital membuka akses ke layanan keuangan bagi orang-orang yang tidak memiliki akses ke bank tradisional. Melalui penggunaan smartphone dan internet, individu di daerah terpencil atau kurang berkembang dapat melakukan transaksi keuangan dan mengakses layanan perbankan dengan mudah.

  1. Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan

Penggunaan uang ini memudahkan pelacakan dan pencatatan transaksi. Banyak aplikasi uang ini menyediakan fitur untuk mengelola keuangan pribadi, seperti laporan pengeluaran dan pemasukan. Yang membantu pengguna dalam mengatur anggaran dan merencanakan keuangan dengan lebih baik.

  1. Pengurangan Penggunaan Uang Tunai

Penggunaan uang digital mengurangi kebutuhan akan uang tunai fisik, yang dapat mengurangi risiko kehilangan atau pencurian uang. Selain itu, pengurangan penggunaan uang tunai juga mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi biaya pencetakan dan distribusi uang.

Kerugian Menggunakan Uang Digital

Meskipun uang digital menawarkan banyak keuntungan, penggunaannya juga memiliki beberapa kerugian dan risiko yang perlu di perhatikan. Berikut adalah beberapa Kerugian Menggunakan Uang Digital:

  1. Ketergantungan pada Teknologi

Penggunaan uang ini sangat bergantung pada infrastruktur teknologi seperti internet dan perangkat elektronik. Gangguan pada jaringan internet atau kegagalan perangkat dapat menghambat transaksi dan mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna.

  1. Risiko Keamanan Siber

Meskipun uang ini dilengkapi dengan fitur keamanan canggih, risiko serangan siber tetap ada. Peretasan, pencurian data, dan penipuan online adalah ancaman yang signifikan. Pengguna harus selalu waspada dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan mereka.

  1. Kurangnya Literasi Digital

Banyak orang, terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, masih memiliki literasi digital yang rendah. Hal ini dapat menghambat mereka dalam memanfaatkan uang ini secara efektif dan aman. Pendidikan dan pelatihan mengenai penggunaan teknologi finansial sangat diperlukan.

  1. Potensi Kehilangan Akses

Jika pengguna kehilangan akses ke akun uang ini mereka karena lupa kata sandi atau kehilangan perangkat, pemulihan akses bisa menjadi proses yang rumit dan memakan waktu. Dalam beberapa kasus, akses yang hilang mungkin tidak dapat dipulihkan, terutama dalam konteks mata uang kripto.

  1. Biaya Tersembunyi

Meskipun beberapa layanan uang online menawarkan biaya transaksi rendah atau nol, ada kemungkinan biaya tersembunyi yang dapat menambah beban bagi pengguna. Misalnya, biaya konversi mata uang atau biaya penarikan dana ke rekening bank.

  1. Masalah Privasi

Transaksi digital seringkali melibatkan pengumpulan dan penyimpanan data pribadi pengguna. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait privasi, terutama jika data tersebut di salahgunakan atau bocor. Pengguna harus memahami kebijakan privasi dari layanan uang online yang mereka gunakan.

  1. Regulasi yang Belum Matang

Regulasi uang digital masih berkembang di banyak negara, termasuk Indonesia. Kurangnya regulasi yang matang dapat menciptakan ketidakpastian hukum dan risiko bagi pengguna serta penyedia layanan uang digital.